Senin, 18 Oktober 2010

Fisiologi Hewan

A. Konsep Fundamental 

Fisiologi hewan adalah ilmu pengetahuan yang membahas dan mengkaji mengenai mekanisme dan kerja fungsi kehidupan dan segala sesuatu yang dilakukan hewan dengan berbagai gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem hidup.
hewan dalam menjalankan kehidupannya dipengaruhi oleh lingkungan luar dan aktifitas hewan itu sendiri, yang mempengaruhi lingkungan internal tubuh hewan. ketika internal tubuh hewan berubah, hewan harus mempertahankan diri atau beadaotasi dengan kemampuan yang dimilikinya. 
menurut Claude Bernard(1813-1878) syarat penting untuk bertahan hidup di lingkungan eksternal adalah dengan mempertahankan stabilitas lingkungan internalnya. Homeostatis adalah istilah yang digunakan Cannon ( yang mengembangkan gagasan Claude Bernard) untuk menggambarkan keadaan internal yang konstan dan mekanisme yang bertanggung jawab atas keadaan konstan tersebut. 
Adaptasi(penyesuaian diri) pada hewan dikenal istilah aklimasi (perubahan adptif yang terjadi pada hewan dalam kondisi yang terkendali) dan aklimatisasi ( reaksi keseluruhan yang terjadi setelah perubahan-perubahan yang kompleks dari lingkungan eksternal). Pada proses adaptasi setiap hewan akan merespon lingkunan sekitarnya. Lingkungan eksternal  bibedakan menjadi 2 yaitu: 
a.Lingkungan aquatik ( habitat di air)
beberapa faktor yang berpengaruh pada lingkungan aquatik adalah tekanan hidrostatik ( tekanan yang ditimbulkan oleh kedalaman air), kandungan zat terlarut dan suhu. Pada tekanan hidrostatik yang tinggi jarang ditemukan kehidupan. Kecuali beberapa hewan yang mampu hidup pada tekanan hidrostatik relatif tinggi yang disebut hewan Barotoleran.  Lingkungan aquatik juga mengandung zat terlarut seperti garam, gas, sejumlah kecil senyawa organik dn berbagai polutan. Dalam faktor kandungan zat terlarut dikenal istilah hewan Osmofilik  dan Osmotoleran. Faktor suhu juga sangat penting bagi hewan yang hidup di lingkungan aquatik, hewan poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya berubah-ubah akibat perubahan suhu lingkungan.
b. Lingkungan terestrial ( habitat di darat)
Di lingkungan terestrial ada ancaman dan keuntungan yang alami hewan. Keuntungannya adalah ketersediaan oksigen yang banyak sedangkan ancamannya adalah radiasi dan dehidrasi.
Mekanisme homeostatis merupakan stabilitas lingkungan internal yang terjadi relatif konstan dan dinamis. Pada hewan , pengendalian kondisis homeostatis  dikenal dengan sistem umpan balik negatif dan positif. Sistem umpan balik negatif merupakan perubahan suatu variabel yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut ke keadaan semula, sedangkan sistem umpan balik positif merupakan perubahan suatu variabel akan menghasilkan suatu perubahan yang semakin besar. 
B. Fisiolologi Sel 

Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Setiap sel mempunyai struktur yang terdiri dari : inti (nukleus), sitoplasma, ribosom, retikulum endoplasma (RE), aparatus golgi, lisosom, mitokondria, sentriol, sitoskeleton (yang di dalamnya terdapat mikrofilamen, mikrotubulus dan  filamen intermediet) dan mebran plasma. 
Komposisi kimia sel terdiri dari air, elektrolit, protein, lemak, serta karbohidrat. Sifat fisik dan kimia sel yaitu kapasitas panas, panas penguapan, viskositas ( kekentalan), dan kondisi molekul. 
Metabolisme sel adalah seluruh aktivitas reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel hidup.  Di dalam sel mengandung karbohidrat, lemak, dan  protein. Semua bahan yang terkandung di dalam sel mengalami perubahan sebanyaj 3 tahap. 
Sel juga memiliki membran yang tersusun dari lemak, protein dan karbohidrat. Ada beberapa macam cara transfer zat melalui membran, diantaranya transfor ion channel dan transfor aktif. Pada transfor aktif terbagi menjadi 3 bagian, yaitu transfor aktif  primer, transfor aktif sekunder ( transfor sekunder co-transfor dan transfor sekunder conter-transfor) pagositosis dan pinositosis. 

C. Fisiologi Saraf 

Sel penyusun sistem saraf yaitu neuron dan sel glia. Bentuk sel saraf ada yang unipolar, bipolar, dan multipolar. Komponen sel saraf terdiri dari badan sel ( sebagai  tempat sintesis neurotransmiter), dendrit ( sebagai penerima rangsang dan membawanya ke badan sel)dan akson ( untuk menjalarkan impuls ke ujung akson ). Keseluruhan dari komponen sel saraf disebut neuron.  Sel glia barperan dalam mendukung sel saraf dalam fungsi kendali dan koordinasi tubuh, membuang zat-zat sisa dari sekitar neuron, dan menjalani kondisi lingkungan  ionik di sekitar neuron agar selalu tepat. sistem saraf tersusun atas otak, serabut saraf, pleksus dan ganglia.
Dalam fisiologi saraf terdapat polarisasi ( sel saraf dalam keadan istirahat),depolarisasi ( perubahan dalam membran positif, luar membran negatif) dan repolarisasi ( proses penyembuhan kembali sl saraf ke keadaan istirahat). Penjalaran impuls adalah peristiwa penjalaran potensial aksi di sepanjang akson yang terjadi secara    konduksi dan lambat. Perpindahan impuls melintas sinaps disebut transmisi sinaptik yang dibedakan atas transmisi elektrik ( pada sinaps elektrik) dan transmisi kimiswi ( pada sinaps kimia). Pada hewan tingkat yang paling sederhana, dendrit berfungsi sebagai reseptor, sedangkan akson berfungsi untuk membentuk sinaps dengan beberapa jenis sel efektor.